Nasional - Sejumlah
anggota DPR dan beberapa tokoh lain menjalani proses pengambilan darah untuk
diproses menjadi vaksin Nusantara di
RSPAD Gatot Soebroto Rabu (14/4/2021).
Mulai dari
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena, Dewan Pembina Partai Golkar
Aburizal Bakrie (Ical), dan tak ketinggalan Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn)
Gatot Nurmantyo.
Tak seperti vaksin Corona lainnya yang tinggal suntik,
uji vaksin Nusantara harus melalui beberapa tahapan. Jonny, peneliti utama
vaksin Nusantara, menjelaskan alur prosedur uji vaksin Nusantara.
Pertama-tama relawan uji vaksin Nusantara diambil
darahnya untuk kemudian sel darah putih mereka dibiakkan atau diinkubasi selama
5 hari.
"Karena
vaksin ini diambil dari sel tubuh kita sendiri, kemudian sel darah putih kita
biakkan selama 5 hari, kemudian setelah 5 hari kita kenalkan kepada protein
seperti yang dipunyai oleh protein virus selama 2 hari," bebernya saat
ditemui di RSPAD Gatot Soebroto Rabu (14/4/2021).
"Jadi
di situ ada dengan protein S atau singkatan dari spike, dan ini yang menentukan
bagaimana virus itu bisa menyerang tubuh kita, jadi protein ini yang kita
kenalkan ke sel darah putih," lanjutnya.
Total butuh waktu 7 hari setelah diolah untuk bisa
kemudian disuntikkan kepada relawan. Adapun pengenalan sel darah putih pada
protein S untuk memicu memori pada tubuh saat melawan virus SARS CoV 2 atau
COVID-19.
Ia mengklaim, vaksin Nusantara mampu melawan COVID-19
karena sudah mengenal atau mendapatkan imunitas seluler pada tubuh
masing-masing penerima vaksin. Menurutnya, pembuatan vaksin ini cukup mudah dan
biayanya pun sama dengan vaksin COVID-19 pada umumnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pemantauan pada relawan akan
dilakukan selama kurang lebih 60 hari, untuk melihat respons imun atau efek
samping yang dialami.
"Keamanan terhadap subject tetap kita perhatikan,
akan dilakukan follow up selama 60 hari," katanya.
Jonny mengaku rangkaian uji vaksin yang dilakukan para
tokoh di RSPAD Gatot Soebroto termasuk kelanjutan uji klinis Fase II vaksin
Nusantara. Sementara BPOM sebelumnya menegaskan izin uji klinis Fase II vaksin
Nusantara belum diberikan lantaran tak ada perbaikan dari para peneliti soal evaluasi
atau catatan dari BPOM.
"Iya (fase kedua) di sini (RSPAD Gatot
Soebroto)," jelas Jonny.
Komentar