Opini,
28/12/2022 -- Nuh diutus pada kaum yang berbuat
syirik di mana mereka telah berlebihan dalam mengagungkan orang sholih. Orang
sholih yang dimaksud di sini yang pertama adalah Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan
Nasr.⠀
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”
(QS. Nuh: 23). Ibnu Katsir berkata bahwa ini adalah nama-nama berhala-berhala
orang musyrik. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 389).
Ibnu
Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Nama-nama yang disebutkan dalam ayat
tersebut adalah nama-nama orang sholih dari kaum Nuh. Ketika orang-orang sholih
tersebut mati, maka orang-orang mulai i’tikaf di kubur-kubur mereka. Kemudian
berlalulah waktu hingga mereka membuat bentuk untuk orang-orang sholih tersebut
dengan wujud patung. Dan perlu dipahami bahwa berdiam (beri’tikaf) di kubur,
mengusap-ngusap kubur, menciumnya dan berdo’a di sisi kubur serta semacam itu
adalah asal dari kesyirikan dan asal mula penyembahan berhala. Oleh karena itu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمَّ
لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا يُعْبَدُ
“Ya
Allah, janganlah jadikan kuburku sebagai berhala yang disembah.” (Majmu’ Al
Fatawa, 27: 79)
Komentar